Tuesday, April 7, 2020

Hidrosfer

April 07, 2020 0 Comments

Perubahan Hidrosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

Related image
Hidrosfer adalah Sebuah lapisan air yang akan menutupi sekitar 71% di area muka bumi. Lapisan air tersebut juga dapat ditemukan dalam bentuk padat (es), cair (air), dan gas (uap air).

Berdasarkan letaknya, air di bumi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu air permukaan dan air bawah permukaan. Air permukaan meliputi air yang berada di sungai, danau, laut, atmosfer, biosfer (metabolisme tumbuhan), serta air yang membeku (es). Adapun air bawah permukaan ditemukan dalam bentuk air tanah. Berdasarkan  jenisnya, air di bumi dapat dibedakan dalam bentuk air asin dan air tawar. Sekitar 97,5% air di bumi yang merupakan air asin.

Bagi kehidupan di muka bumi, air memiliki peranan yang sangat penting. Keperluan akan air bersih dari hari ke hari semakin meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, pertambahan aktivitas perindustrian, dan pertanian Dengan demikian, kelangkaan air bersih merupakan masalah yang perlu segera ditanggulangi.

Perlu diketahui, sebenarnya jumlah air di permukaan bumi secara keseluruhan relatif tetap hanya sebarannya yang berubah-rubah. Hal itu karena air bersirkulasi secara terus menerus dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer mengikuti siklus hidrologi. Dalam siklus tersebut yang berubah adalah wujud, tempat, dan kualitasnya. Dalam siklus hidrologi, air mengalami perubahan melalui proses evaporasi, transpirasi, kondensasi, dan presipitasi.
Perubahan Hidrosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
Siklus air di bumi
Pemanasan air oleh sinar matahari merupakan awal terjadinya siklus hidrologi yang beijalan secara kontinyu. Air mengalaml evaporasi dan transpirasi kemudian jatuh sebagal presipitasi dalam bentuk hujan, hujan gerimis, hujan es, dan salju.

Apa yang terjadi jika air hujan jatuh di daratan? Sebagian air hujan akan meresap ke dalam tanah (Infiltrasi). Sebagian lagi akan mengalir di permukaan (run-off) ke daerah yang lebih rendah dan kemudian berkumpul membentuk danau atau sungai dan akhirnya mengalir kembali ke laut.

Air yang meresap ke dalam tanah atau yang mengalir di permukaan kembali ke atmosfer karena adanya evaporasi dari tanah, sungai, dan danau.
Air dalam tanah juga akan diserap oleh tumbuhan dan akan kembali menguap ke atmosfer melalui proses fotosintesis yang disebut transpirasi.

Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi tiga jenis berikut.
  • Siklus pendek: air laut/darat — uap air - embun -awan — hujan — laut/perairan darat.
  • Siklus sedang: air laut/darat — uap air — embun — awan — hujan — air tanah, limpasan air permukaan - sungai - kembali ke laut.
  • Siklus panjang: air laut/darat - uap air - embun -awan - kristal es — dibawa ke puncak gunung -hujan es - gletser — mencair — Lalu kemudian mengalir ke sungai — kembali ke laut.

VEGETASI ALAM DAN EKOSISTEM PANTAI PESISIR

April 07, 2020 0 Comments

VEGETASI ALAM DAN EKOSISTEM PANTAI PESISIR

Image result for vegetasi alam

Jenis - jenis Vegetasi Alam


Berikut ini adalah Jenis Vegetasi Alam, diantaranya sebagai berikut :

1. Vegetasi Pantai
Vegetasi Pantai


     Vegetasi Pantai dapat kita jumpai disekitar teluk sukamade dan teluk meru, Vegetasi ini terdiri dari formasi prescaprae dan formasi baringtonia. 
  • Formasi Prescapae
          Terdiri dari tumbuhan rendah yang didominasi oleh jenis herba,sebagiannya diliputi tumbuhan menjalar dan jenis yang paling banyak adalah ubi pantai ( Ipomoea Prescaprae ) dan rumput lari ( Spinifex Squarosus ).
  • Formasi Baringtonia
          Terdiri Keben ( Baringtonia Asiatica ), nyamplung ( Calophyllum inophyllum ), waru ( Hibiscus tiliaceus ), ketapang ( Terminalia catappa ), pandan ( Pandanus tectorius ) dan lain-lain. Jenis tumbuhan yang dominan antaralain Ipomea Pescaprea, Svinivax Litoralis, Terminalia Cattapa, Pandanus sp, Casuarina Equisetifolia.


2. Vegetasi Hutan Payau


Vegetasi Hutan Payau

     
     Vegetasi Ini dapat kita jumpai dibagian timur teluk Rajegwesi yang merupakan muara Sungai Lembu dan Karang Tambak, Teluk Meru dan Pantai Sukamade merupakan vegetasi hutan yang tumbuh digaris pasang surut. Jenis - jenis yang mendominasi adalah bakau ( Rizhophora Sp ) , Api - api ( Avicenia sp ) dan tancang ( Bruguera Sp ). Semua jenis pohon yang terdapat didalam formasi vegetasi ini mempunyai bentuk akar yang spesifik. dan dimuara sungai Sukamade juga terdapat formasi nipah (  Nypa Fruticans ) dan formasi itu dinilai cukup baik.


3. Vegetasi Rawa

Vegetasi Rawa


     Vegetasi rawa ini dapat kita jumpai tempat dibelakang hutan payau Sukamade, Jenis - jenis yang banyak dijumpai diantaranya Sawo Kecik ( Manikara Kauki ) , Rengas ( Gulta Renghas ) , Pulai (  Alstonia Scholaris ) , dan kepuh ( Sterculia Foetida ), Folra terdiri dari tanaman mengapung seperti : Pistia Nymphoides, sebagian lagi tanaman yang hidup didalam air seperti Ottelia dan Hydrilla. 

     Sebagian lagi tanaman yang berakar didalam lumpur dan bagian tanaman lainnya terdapat diatas air. Termasuk yang terakhir adalah kebanyakan Cyperaceae seperti Elocharis. Beberapa tanaman mengakhiri umurnya dengan mengapung seperti Nymphaea: juga Nelumbium tetapi tanaman ini mempunyai akar rimpang yang dalam lumpur.Nelumbium tidak berasal dari Indonesia, asalnya adalah Asia. Tumbuhan-tumbuhan laian yang menarik yaitu Eichhornia, tanaman yang mengapung berasal dari Amerika. Meskipun tanaman ini di Indonesia tidak membentuk buah, mereka toh berkembang secara vegetatif denga sangat cepat.


4. Vegetasi Gambut


Vegetasi Gambut


     Lahan gambut merupakan suatu ekosistem lahan basah yang dibentuk oleh adanya penimbunan/akumulasi bahan organik di lantai hutan yang berasal dari reruntuhan vegetasi di atasnya dalam kurun waktu lama. Akumulasi ini terjadi karena lambatnya laju dekomposisi dibandingkan dengan laju penimbunan bahan organic di lantai hutan yang basah/tergenang tersebut. Seperti gambut tropis lainnya, gambut di Indonesia dibentuk oleh akumulasi residu vegetasi tropis yang kaya akan kandungan lignin dan nitrogen. Karena lambatnya proses dekomposisi, di ekosistem rawa gambut masih dapat dijumpai batang, cabang dan akar besar (Murdiyarso et al, 2004). Secara ekologis, hutan rawa gambut merupakan habitat bagi spesies langka orangutan (Pongo pygmaeus) baik di Sumatera maupun Kalimantan, pemijahan ikan, reservoir air, yang ditumbuhi oleh vegetasi hutan hujan selalu hijau (evergreen), serta sumber pencaharian penduduk sekitar. 


5. Vegetasi Hutan hujan dataran rendah (lowland rain forest) 
 

Vegetasi Hutan hujan dataran rendah (lowland rain forest)


      Komposisi flora hutan hujan dataran rendah agak bervariasi ditandai jenis yang dikenal dengan mussaendopsis beccariana, ficus sp, myristica sp, pterospermum, canangium odoratum, arenga pinatta, arenga sp, dan lain-lain. Vegetasi pada hutan hujan dataran rendah ini meliputi kurang dari 10 % dari luas TNLL dan terutama dapat dijumpai pada jalur sempit yang terbentang sepanjang batas utara dan barat pada ketinggian antara 200 sampai 1.000 m komposisi tumbuhan dari zona ini agak beraneka ragam, tidak dijumpai jenis tertentu yang dominan. Ciri vegetasi ini ditandai oleh adanya pohon yang dikenal sebagai Pawa (Rubiaceace), Ntrode (Pterospermun celebicum), Ndolia (Cananga odorata), Ngkera (Horsfieldia sp), Lawedaru (Knema atau Myristica) dan juga Palma saguer (Arenga pinata) dan take (Arenga undulatifolia), Mpire (Caryota sp). Pada umumnya jenis tumbuhan tersebut tidak terdapat pada ketinggian lebih dari 1.000 m .

Ekosistem Pantai : Ciri-ciri, Komponen, Jenis, dan Manfaatnya

Ekosistem pantai merupakan salah satu ekosistem yang ada di Bumi. Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya Bumi mempunyai jenis ekosistem, yakni ekosistem daratan dan juga ekosistem air. Ekosistem pantai ini merupakan salah satu jenis dari ekosistem daratan. Meskipun bersebelahan dengan ekosistem laut, namun ekosistem pantai adalah termasuk ekosistem daratan. Ekosistem pantai diartikan sebagai ekosistem yakni sebuah kesatuan komponen baik biotik maupun abiotik yang berada di sekitar pantai dan saling berinteraksi antara satu dengan lainnya, serta saling mempengaruhi dan terbentuknya sebuah aliran energi. Selain membentuk suatu energi, interaksi antara komponen- komponen tersebut juga membentuk sebuah struktur biotik dan juga siklus materi.
Dari uraian di atas, kita dapat menyebutkan bahwa ekosistem pantai merupakan suatu komponen biotik (hidup) dan komponen abiotik (tak hidup) yang berada di wilayah pantai. Di ekosistem pantai ini kita dapat menemukan berbagai macam karakteristik khas pantai.

Ciri-ciri Ekosistem Pantai

Pantai adalah suatu tempat yang sangat indah dan juga menarik untuk dapat kita kunjungi. Pantai ini merupakan tujuan wisata bagi banyak orang. Pantai dengan segala keindahannya perlahan- lahan mulai menghilang apabila tidak dijaga dengan baik. Seiring berjalannya waktu kita menemui bahwa banyak orang yang berkunjung ke pantai namun tidak bertanggung jawab pada pantai. Semakin lama kita semakin mengetahui bahwa orang- orang yang tidak bertanggung jawab akan menimbulkan kerusakan pada pantai. Akibatnya kita seringkali melihat banyak pantai yang tidak dalam kondisi bersih.
Ekosistem pantai sendiri secara umum dapat dikatakan sebagai satu ekosistem yang selaras. Ekosistem pantai yang baik dan juga sehat mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:
  • Memiliki garis pantai yang permanen dan juga terjaga dengan baik. Garis pantai yang dimaksud adalah wilayah atau batasan antara daratan dengan lautan. Ekosistem pantai yang baik adalah pantai yang mempunyai ciri garis pantai yang terjaga dan juga permanen.
  • Terdapat ekosistem mangrove di sekitar pantai. Ekosistem pantai yang baik adalah yang mempunyai ekosistem hutan magrove di kawasan pantai tersebut. Ekosistem mangrove ini setidaknya berjumlah 30% dari jumlah total luas pesisir. Prosentase yang demikian tersebut merupakan jumlah yang ideal. Ekosistem hutan mangrove yag berada di wilayah pantai ini mempunyai fungsi sebagai penahan ombak laut yang bisa mengikis pesisir dari pantai tersebut (baca: abrasi pantai)
  • Terdapat pola usaha budidaya air payau. Salah satu ciri atau karakteristik dari ekosistem pantai yang baik dan juga sehat ini adalah terdapat pola usaha budidaya jenis air payau yang dilakukan dengan berpegang pada wawasan atas lingkungan yang baik. Mengapa harus berwawasan pada lingkungan yang baik? Hal ini karena pemafaatan lingkungan pantai tidak boleh sembarangan karena berhubungan dengan beragam makhluk hidup yang berada di sekitar pantai tersebut.
  • Pencemaran atas pantai bisa dikendalikan. Ekosistem pantai memang sulit lepas dari yang namanya pencemaran. Namun pencemaran di lingkungan ekosistem pantai yang baik dan juga sehat dapat diatasi atau dikendalikan dengan mudah, baik secara ilmiah maupun dengan campur tangan manusia.
  • Berperan sebagai rumah bagi aneka jenis makhluk hidup dan bisa menjadi sumber kehidupan bagi manusia yang tinggal di sekitaran pantai tersebut. Ekosistem pantai yang sehat adalah ekosistem pantai yang mempunyai berbagai macam fungsi atau manfaat pantai. Beberapa manfaat yang dipunyai oleh ekosistem pantai yang baik dan juga sehat adalah bisa digunakan sebagai rumah bagi berbagai macam makhluk hidup dan juga merupakan sumber penghidupan bagi manusia yang berada di sekitar pantai tersebut.
Itulah beberapa ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh ekosistem pantai yangbaik dan juga sehat. Ekosistem pantai yang sudah tercemar tidak mempunyai ciri- ciri yang demikian karena bagian- bagiannya sudah berubah. Berubahnya bagian dari pantai ini adalah perubahan yang bersifat negatif.

Komponen- komponen Ekosistem Pantai

Kita semua mengetahui bahwa di Bumi ini terdapat berbagai macam jenis ekosistem. Masing- masing ekosistem tersebut mempunyai komponen biotik dan juga komponen abiotik. Hal ini karena ekosistem memang merupakan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Dan lingkungan ini tersusun atas komponen biotik dan abiotik. Maka dari itu komponen biotik dan abiotik merupakan penyusun dari suatu ekosistem.
Seperti halnya dengan ekosistem lainnya, ekosistem pantai ini juga mempunyai berbagai komponen biotik dan juga komponen abiotik. Berbagai macam komponen biotik dan komponen abiotik yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini antara lain:
  1. Komponen Biotik. Komponen biotik merupakan komponen yang berupa makhuk hidup, dimana makhluk hidup ini yang berada di lingkungan pantai baik binatang maupun tumbuhan. Beberapa komponen biotik yang berada di lingkungan pantai antara lain: ganggang, bakau, anemone laut, udang, kepiting, ikan, dan tumbuhan serta binatang lainnya yang hidup di wilayah pantai. (baca : ciri ciri hutan bakau)
  2. Komponen abiotik. Komponen abiotik adalah komponen yang ada di dalam suatu ekosistem yang berupa benda tak hidup. Meskipun berupa benda tak hidup, namun keberadaan komponen- komponen ini dapat mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada di sekitar ekosistem pantai tersebut. Oleh karena itulah beberapa komponen abiotik yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini antara lain adalah pasir, daratan, suhu, udara (baca: ciri-ciri udara yang bersih), kelembaban, batu dan juga cahaya matahari (baca: bagian-bagian matahari). Komponen- komponen abiotik tersebut berada di mayoritas ekosistem pantai yang ada dunia ini. Hal itu karena benda- benda yang menjadi komponen tersebut dapat kita temui dengan mudah di wilayah sekitar pantai.
Itulah komponen biotik dan abiotik yang berada di ekosistem pantai. Komponen biotik dan komponen abiotik ini selalu ada di setiap ekosistem yang ada di Bumi.
Satuan- satuan dalam Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai merupakan salah satu ekosistem yang bisa dikatakan unik. Ekosistem ini dikatakan unik karena mencakup tiga unsur. Unsur- unsur yang tercakup dalam ekosistem ini adalah tanah yang berada di daratan, air yang ada di laut, dan juga di udara. Wilayah pantai merupakan wilayah pertemuan antara ekosistem daratan dan juga ekosistem air atau akuatik. Ekosistem pantai ini juga merupakan ekosistem yang memiliki berbagai macam satuan. Satuan- satuan ini hanya dimiliki oleh ekosistem pantai dan tidak dimiliki oleh ekosistem yang lainnya. Beberapa satuan yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini adalah sebagai berikut:
  1. Ekosistem terumbu karang atau Coral Reef.
  2. Ekosistem hutan bakau atau hutan mangrove
  3. Ekosistem padang lamun atau sea grass
  4. Ekosistem pantai berpasir atau sandu beach
  5. Ekosistem pantai berbatu atai rocky beach, dan
  6. Ekosistem muara sungai atau estuari.
Itulah satuan- satuan  yang dimiliki oleh ekosistem pantai. Dari keenam satuan tersebut ada tiga satuan yang menjadi ekosistem paling utama di ekosistem pantai. Ekosistem yang utama dalam ekosistem pantai adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem hutan bakau, dan juga ekosistem padang lamun.
Sifat Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai ini merupakan ekosistem yang paling unik karena merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan juga lautan. Oleh sebab itulah ekosistem pantai ini mempunyai beberapa sifat khusus yang tidak dimiliki oleh ekosistem yang lainnya. Ekosistem pantai ini memiliki beberapa sifat khusus, yaitu:
1. Ekosistem ini dipengaruhi oleh pasang surut air laut
Ekosistem pantai ini merupakan ekosistem yang sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pasang surut air laut ini merupakan siklus harian dari air laut. Dengan demikian flora dan fauna yang dapat bertahan hidup di wilayah pantai adalah flora dan fauna yang beradaptasi dengan cara melekat ke substrat yang keras agar tidak terhempas oleh gelombang. (baca : manfaat pasang surut air laut)
2. Wilayah yang paling atas dari ekosistem ini merupakan wilayah yang paling sedikit terkena air
Ekosistem pantai ini memiliki bagian yang paling sedikit terkena air, yakni bagian yang paling atas. Bagian paling atas dari ekosistem ini hanya akan akan terkena air apabila air laut sedang pasang. Oleh karena itulah wilayah ini sangat jarang terkena oleh air. Wilayah pantai yang paling atas ini didiami oleh beberapa fauna dan flora, diantaranya adalah jenis- jenis moluska, ganggang, kerang, dan juga beberapa jenis burung pantai.
3. Memiliki titik tengah yang terendam oleh air apabila pasang tinggi maupun pasang rendah
Ekosistem pantai mempunyai sifat tengah yang terendam air ketika terjadi pasang tinggi maupun pasang rendah. Tempat tengah ini dihuni oleh beberapa organisme. Organisme yang tinggal di daerah ini anatar lain anemon laut, remis, siput, ganggang, porifera, dan lain sebagainya.
4. Wilayah yang paling dalam dihuni oleh beberapa jenis makhluk hidup
Beberapa makhluk hidup yang tinggal di wilayah ini antara lain binatang- binatang invertebrata, ikan, dan juga berbagai macam rumput laut.
Itulah beberapa sifat yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini. Sifat- sifat tersebut merupakan sebuah ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh ekosistem pantai ini. Adapun semua ekosistem pantai yang ada di Bumi ini pastilah mempunyai sifat- sifat seperti yang telah disebutkan di atas.

Jenis- jenis Ekosistem Pantai

Tahukah Anda satu informasi tentang ekosistem pantai ini? Ternyata ekosistem pantai bukanlah sebuah ekosistem yang hanya terdiri satu macam saja di seluruh dunia. Apabila dilihat dari jenis pantainya, setidaknya kita akan menemui dua jenis ekosistem pantai. Kedua jenis ekosistem pantai tersebut adalah:
  1. Ekosistem pantai batu
Jenis ekosistem pantai yang pertama berdasarkan jenis pantainya adalah ekosistem pantai batu (baca: jenis batuan). Ekosistem pantai batu ini merupakan ekosistem pantai yang terbentuk karena adanya bongkahan- bongkahan batu granit. Bongkaha- bongkahan batu granit tersebut adalah bongkahan batu yang besar yang bisa juga berupa batu padas (baca: tanah padas). Batuan padas yang membentuk ekosistem ini dapat terbentuk dari konglomerasi atau proses berkumpul dan menyetunya batu- batu kecil (kerikil) dengan tanah liat atau tanah kapur. Di ekosistem pantai batu ini, biasanya kita akan menemukan vegetasi dari tanaman- tanaman jenis Sargassum atau Eucheuma. Ekosistem pantai batu ini mudah untuk dikenali karena ekosistem ini mempunyai beberapa ciri. Ciri- ciri yang dimiliki oleh ekosistem pantai batu antara lain:
  • Tanah yang berpasir. Akibat ekosistem pantai batu ini memiliki tanah yang berpasir, maka menyebabkan tanah tersebut memiliki kandungan unsur hara yang minim (karena tanag memiliki pori- pori besar) dan mempunyai permeabilitas tanah yag sangat baik.
  • Memiliki air tanah yang dangkal. Ekosistem pantai batu ini memiliki air tanah (baca: ciri-ciri air tanah artesis) yang dangkal apabila dibandingkan dengan ekosistem pantai yang lainnya.
  • Mempunyai udara yang lembab dan kadar garam yang tinggi. Ekosistem pantai batu memiliki jenis udara yang lembab dan kandungan garam tinggi karena letaknya bersebelahan dengan ekositem laut.
  • Memiliki curah hujan yang rendah. Ekosistem pantai memiliki curah hujan yang rendah daripada ekosistem yang lainnya.
  • Dihuni oleh 170 jenis flora yang terbagi ke dalam 42 orda dn juga dalam 61 famili.
  • Ekosistem ini dapat dijumpai di wilayah pesisir berbukit yang mempunyai dinding- dinding batu.

  1. Ekosistem Pantai Lumpur
Jenis ekosistem pantai yang selanjutnya adalah ekosistem pantai lumpur. Jenis ekosistem ini terbentuk dari pertemuan endapan lumupur- lumpur sungai. Beberapa informasi menarik mengenai ekosistem ini antara lain:
  • Ekosistem ini membentuk habitat dengan tumbuhan recemia, skeratia, dan juga rumput laut (enhalus acoroides).
  • Dihuni oleh berbagai macam jenis binatang yang memiliki nilai ekosomis tinggi apabila dijual.
  • Mempunyai muara. Muara yang ada di ekosistem pantai lumpur ini berada di muara yang biasa disebut dengan monsun estuaria.
  • Dihuni berbagai biota, seperti ikan gelodok.
  • Terdapat di pantai- pantai yang memiliki pulau- pulau yang besar. Hal ini karena pulau yang besar juga mempunyai sungi yang besar, maka dari itulah terciptalah ekosistem pantai lumpur ini.
Itulah jenis- jenis ekosistem pantai apabila diihat dari jenis pantainya. Apabila diperbandingkan antata kedua ekosistem tersebut, memanglah terdapat banyak perbedaan yang sangat mencolok.

Manfaat Ekosistem Pantai

Sama seperti dengan ekosistem lainnya, ekosistem pantai ini pun juga mempunyai manfaat atau fungsi. Beberapa manfaat atau fungsi yang dimiliki oleh ekosistem ini antara lain:
  1. Sebagai areal tambak garam
Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya garam sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari. Indonesia yang memiliki pantai yang panjang ini sudah mempunyai bahan baku pembuat garam yang melimpah. Apabila dimaksimalkan, Indonesia bisa menjadi penghasil garam yang sangat besar. Hal ini tentu saja dapat menolong masyarakat di sekitar pantai untuk mndapat mata pencaharian.
  1. Wilayah perkebunan kelapa dan pisang
Kelapa dan pisang merupakan dua tanaman yang sangat cocok apabila ditanam di wilayah pantai. Hal ini sangat sangat bermanfaat untuk menciptakan perkebunan dua tanaman tersebut di sekitar pantai.
  1. Daerah pertanian pasang surut
Daerah pasang surut pantai juga dapat digunakan sebagai ladang pertanian. Hasil pertanian inilah yang dijadikan masyarakat sekitar sebagai sumber mata pencaharian.
  1. Objek wisata
Pantai juga sangat bermanfaat apabila dijadikan objek wisata mengingat pemandangannya yang indah dan menenangkan. Akhir- akhir ini memang banyak seklai pantai yang sudah dikembangkan sebagai objek wisata.
  1. Pengembangan kerajinan khas pantai
Hasil- hasil yang diperoleh dari pantai juga dapat digunakan untuk membuat berbagai macam kerajinan. Kareniana- kerajianan tersebut mempunyai nilai jual tinggi dan hal ini bisa menambah penghasilan masyarakat lokal.
Itulah beberapa manfaat yang akan diperoleh dari adanya ekosistem pantai. Selain yang disebutkan di atas, masih banyak manfaat lain yang dapat kita temukan di ekosistem pantai ini.